Jawa Barat 25/05/2025 – Ekspedisi terbaru ke puncak halimun Gunung Baud, dipimpin oleh Kang Suhe dan Kang Fajri dari Lingkar Hijau Indonesia (LHI) Saba Leuweung Paksi. Didampingi Influencer Elhan Zakaria yang juga hubungan antar lembaga APPAI (Asosiasi Pengusaha Pariwisata Alam Indonesia), dan tim media, mereka telah berhasil mengungkap bukti-bukti menarik tentang sejarah sunda yang kaya dan misteri yang tersembunyi. Mencapai ketinggian 1890 meter di atas permukaan laut (MDPL), tim menjelajahi medan yang menantang, menghadapi vegetasi lebat, lintah, dan aura energi yang kuat yang terasa nyata.
Perjalanan ini jauh dari mudah, tim menghadapi berbagai rintangan termasuk medan yang terjal dan kondisi cuaca yang lembab membuat perjalanan sulit. Namun, hasilnya sangat luar biasa, sepanjang pendakian, Kang Suhe dan Kang Fajri mengungkapkan penemuan-penemuan menarik kepada tim media, mereka mendokumentasikan dengan cermat diduga bekas reruntuhan kuno, temuan lingga Yoni, pohon-pohon sakral, dan formasi geologi yang menarik yang menunjukkan dugaan permukiman yang terlupakan yang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1200 MDPL. Tim juga menemukan tangga batu yang terpelihara dengan baik menuju puncak, bukti nyata warisan abadi gunung ini.
Penemuan ekspedisi meliputi:
– Struktur Kuno: Bukti permukiman kuno yang mungkin, termasuk struktur batu dan apa yang tampaknya merupakan area upacara atau ritus setingkat dibawah area karatuan utama.
– Situs Suci: Penemuan beberapa pohon suci dan formasi batuan unik yang menyerupai lingga Yoni, batu Kursi menghadap Gunung Jaya Giri (Gede Pangrango) yang suci, berpotensi terkait dengan legenda Perjalanan Bujangga Manik dalam bunyi naskah menghadap Gunung Gede (dulu Gunung Jayagiri).
– Energi masa lampau dan vibrasi: Tim merasakan energi yang kuat, semakin menekankan signifikansi spiritual pada setiap tingkatan yang ditandai oleh kawasan menyerupai gerbang.
– Lingga Yoni: Penemuan struktur menyerupai Lingga Yoni pada ketinggian 1800-an MDPL, menambah lapisan lain pada sejarah dan simbolisme gunung yang kaya.
– Penampakan Hewan: Bukti kehidupan liar, termasuk bekas cakar di pohon, menunjukkan keberadaan makhluk yang sulit ditemukan yang menghuni gunung tersebut.
Temuan ekspedisi sangat menunjukkan hubungan yang lebih dalam dengan Pantun Bogor kuno dan Perjalanan Bujangga Manik, yang tulisannya menggambarkan perjalanan dan pengalaman puncak yang serupa.
Fajri Maulana Rifa’i, dalam wawancara eksklusif, menyampaikan harapannya akan persatuan dan sinergi di antara para pemegang Naskah Pantun Bogor untuk memperkuat budaya Sunda. Kang Suhe menyampaikan terima kasih kepada BKSDA, Dinas Kehutanan, Perum Perhutani Cianjur, Kepala Desa Batulawang Kec. Cipanas, dan semua pihak yang telah mendukung ekspedisi.
Harapan dari perjalanan semoga terbangun dan tercipta sinergitas kerjasama antarpemerintahan Kabupaten dan antarperintahan Desa yang berada di kawasan kaki gunungan Baud. Dalam upaya menjaga dan melestarian sumber kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya serta melestarikan nilai sejarah dan kebudayaan Tatar Sunda dan Nusantara. Sesuai regulasi Undang-Undang Pemajuan Kebudayan No. 5 Tahun 2017.
Tim menyimpulkan bahwa puncak Gunung Halimun tetap menjadi area suci dan terlindungi, menekankan pada pelestarian yang berkelanjutan sebagai Leuweung Tutupan (hutan lindung dan cagar alam). RED