PemimpinMasaDepan.Newa, -Jakarta- Kaimana adalah tepian surga nusantara Papua Barat. Tidak hanya eksotisme pulau Triton, pasir berwarna merah mudah atau yang akrab dengan nama pasir pink, situs peninggalan sejarah burung garuda, lukisan dinding batu atau lagu era 60an Senja Di Kaimana yang melekat erat dalam memori kita semua.
PH APC Production menggandeng Aspeksindo (Asosiasi Pemerintahan Daerah Kepulauan
dan Pesisir Seluruh Indonesia) untuk mengangkat pariwisata Papua Barat yang berada di Kaimana.
Indonesia bangga, kali ini film ini disutradarai dan skenarionya oleh Anwar Sany dan Tritya Krissantie.
Mengapa judulnya 7ujuh Senja karena tanggal 7 adalah tanggal dimana ayah dari karakter utama meninggal yang berdomisili di Kaimana, ia yang mengurus kematian ayahnya dan menyelesaikan tugas membuat lagu selama 7 hari melewati 7 kali senja di Kaimana.
Anwar Sany, sosok berpengalaman di bidang kreatif selama kurang lebih 17 tahun dari art director sampai creative director, ia mulai debut penyutradaraan di tahun 2018 dengan menyutradarai project iklan tv dan digital sampai ke film pendek yang wara wiri di festival.
“Saya belajar film secara otodidak dan di film pertama layar lebar saya didukung oleh Adinda Thomas, Rendy Herpy, Riza Syah, Julian Kambu, Naura Hakim, lan Williams dan lainnya. Kita mulai syuting 27 Juli 2024, ” papar pria humble dan selalu senyum ini lugas.
Segendang sepenarian, Adinda Thomas sebagai pemeran utama bernama Sandhya yang berarti Senja dalam bahasa Sansekerta membuncah dan sumringah setelah tahu lokasi syutingnya di Kaimana dan suka sekali dengan keindahan narasi skenarionya.
”’Wow, Saya suka ceritanya! Saya suka diksinya di skenario ini. Saya baru tahu kalau ada tempat yang tidak kalah indahnya dari Raja Ampat, Kaimana juga punya pesona Senja yang Romantis banget,” kata Adinda dengan senyum lebar.
Mengisahkan perjalanan Sandhya, seorang penulis lagu muda yang mengalami writer’s block parah. Ketika ayahnya meninggal, Sandhya pergi ke Kaimana, Papua Barat, untuk menghadiri pemakamannya.
Di sana, dia menemukan jurnal ayahnya yang penuh dengan kenangan dan kebanggaan.
Dengan bantuan sepupunya Kak Abbi, adiknya Mimi, dan pemuda lokal Kainoa, Sandhya mulai menjelajahi keindahan alam dan budaya Kaimana. Melalui perjalanan ini, Sandhya menemukan kembali inspirasi dan jati dirinya, sekaligus menyelesaikan konflik internal dan profesional.
Film ini adalah tentang pencarian diri, keindahan budaya Papua, dan pentingnya keluarga serta persahabatan.
Penonton akan mendapati tidak hanya keindahan alam dan panorama indah Senja dari Kaimana Papua juga budaya dan tradisi lokal Papua yang belum banyak di angkat kedalam film, so don’t miss it !