PemimpinMasaDepan.News, -Jakarta- Dukungan kepada capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka terus mengalir untuk mendulang suara pemilih yang lebih banyak lagi. Dan dalam waktu dekat tanggal 14 Januari 2024 akan segera dideklarasikan organ relawan Pengusaha Bela Bangsa (PBB) untuk mendukung Prabowo Gibran dalam pilpres 2024 ungkap Ketua Tim Hukum Merah Putih dan juga Tim Advokasi PBB C. Suhadi, SH., MH., di PIK, Jakarta Utara, Senin (9/1/24).
C. Suhadi menambahkan Pengusaha Bela Bangsa (PBB) merupakan wadah bagi pengusaha yang sudah menentukan pilihan politik melakukan konsolidasi dalam mengambil langkah-langkah strategis guna memperkuat dukungan terhadap pasangan Capres-cawapres Prabowo-Gibran.
Konsolidasi ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas dan kesatuan dalam mendukung Prabowo-Gibran. Pengusaha Bela Bangsa menggalang Pengusaha di Indonesia lebih aktif mendukung pemerintah dalam memajukan ekonomi rakyat melalui perannya selaku pengusaha, terang C. Suhadi.
Pengusaha pengusaha yang berjumlah 2.222 mendukung Capres Prabowo dan Cawapres Gibran dalam pilpres 2024. Kita dari PBB berharap pilpres 2024 sekali putaran jangan dua putaran. Untuk menghemat biaya pengeluaran yang bisa mencapai 17 triliun dan mencegah gesekan- gesekan yang tidak kita hendaki. Kalau sekali putaran siapapun yang berhasil nanti kita jadikan sosok pemimpin dan dia yang menjadi presiden dan harus kita dukung, jelas Suhadi.
Menurut Suhadi, Gibran sosok anak muda yang bagus dan sebelum Gibran resmi dicalonkan sebagai cawapres saya sudah bikin tulisan bagaimana Gibran membangun kota Solo selama dua tahun itu luar biasa. Pertumbuhan ekonomi cukup signifikan baik, pembangunan berjalan baik, rasa kehidupan sosial dan beragama yang baik termasuk dengan kelompok kelompok minoritas baik, tuturnya.
Selain itu, Gibran sosok pemimpin muda yang bisa diandalkan. “Saya tidak melihat latar belakang Gibran sebagai anak Pak Jokowi. Tapi sosok Gibran adalah pekerja keras mirip seperti yang dilakukan Pak Jokowi,” jelas Suhadi.
“Mendekati pesta demokrasi yang sudah dekat waktunya, hindari hal hal yang bersifat polarisasi, kesukuan- kesukuan dan lain sebagainya. Karena masa demokrasi untuk pemilihan presiden bukan untuk siapa siapa tetapi untuk mencari pemimpin yang bisa memajukan Indonesia ke depan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Suhadi pada PemimpinMasaDepan.News