Bangkalan, 24/12/2025. Perjuangan dakwah islamiyah kiai AFFAN BIN ABDULLAH, sebagai kiai kampung yang ikhlas dalam berdakwah semasa hidupnya memperjuangkan syari’at islam dengan beberapa metode, hingga sukses mencetak moralitas masyarakat yang bermartabat. serta berhasil mencetak beberapa figur seorang tokoh agama di desa nya (daleman, kecamatan Galis, kabupaten Bangkalan), Rabu 24/12/2025.
“Beliau sebagai seorang pendatang yang berasal dari desa Dumajeh, sosok yang gigih dalam berdakwah memperbaiki aqidah tauhid dan moralitas masyarakat tampa pamrih, melainkan, “Lii’lai kalimatillah dan semata-mata memenuhi kewajiban dirinya sebagai pemegang titipan ilmu dari yang maha kuasa untuk dapat di salurkan serta demi kemaslahatan umat, yang konon katanya dikala itu banyak dari kalangan beberapa masyarakat, gemar mengkonsumsi minuman TUA’ (miras) minuman yang memabukkan, pada zaman nya minuman ini terbuat dari buah pohon aren.
Disaat itu, beliau sebagai bentuk perjuangan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, mengkonsep sebuah metode sekolah POKJAR (pok depplok geh abelajar) “pemlajaran serta pemahaman agama yang dikhususkan untuk orang yang sudah lanjut usia/tua” pada kediaman nya. sehingga metode ini berhasil membuat masyarakat dapat meninggalkan kebiasaan buruk nya (meminum TUA’) yang dinilai melanggar aturan dalam agama serta melanggar undang undang negara.
Selanjut nya, kiai Affan terus memberikan ruang kajian terhadap masyarakat dan anak didik nya seperti ; kajian Kitab Al-Qur’an dan beberapa kitab di kediaman nya (Majelis) untuk memperbaiki generasi sesuai tuntunan dalam agama Islam.
Kiai Affan bin Abdulloh di karuniai 6 (enam) anak laki-laki dan 8 (delapan) anak perempuan, kemudian setelah beliau meninggal sekitar pada tahun 1975 M, hasil kesepakatan majelis keluarga, perjuangan dakwah dilanjutkan dan di kembangkan oleh salah satu putranya yang bernama KH Zainulloh bin affan. dakwah dan pendidikan terus berkembang, sehingga menjadi sebuah lembaga yang cukup besar, yang di beri nama Yayasan Nahdhatul Ulama’ Al-Affany, dengan bermacam-macam pendidikan mulai dari tingkatan TK, MI, SMP, Diniyah dan Tsanawiyah sampai saat ini.
Kiai Kampung adalah ujung tombak dalam pendidikan Islam, untuk mengajarkan ilmu agama secara mendalam (fikih, hadis, tasawuf) di majelis taklim. pendidikan bukan hanya ritual tapi panduan hidup berkeadilan dan bermartabat.
Mereka membimbing spiritual, menenangkan kegundahan hati, serta menjadi panutan yang mengajak pada kebaikan (amar ma’ruf nahi munkar), seringkali tanpa pamrih atau mencari popularitas semata. menjadi penerang di tengah kegelapan, mampu memfilter pengaruh luar, membangun optimisme dan men dakwah kan (memperjuangkan) Islam dengan pendekatan kultural yang menyatu dengan tradisi lokal (misal: ziarah, tahlilan) agar sesuai dengan konteks setempat.
Kiai Kampung adalah pahlawan sejati yang perjuangan nya di medan dakwah, pendidikan dan sosial, membangun peradaban Islam di pedesaan Indonesia, membentuk mental spiritual dan moral masyarakat. serta menjadi penjaga martabat bangsa di bawah payung Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, sebuah peran utama yang patut dihormati, apresiasi dan dikenang dalam sejarah bangsa, “pemaparan salah satu keluarga Bani Affan.


