PemimpinMasaDepan.News, -Jakarta- Diskusi Terbuka dengan tema “Menyoal Ketidakadilan Dan Ketidakpastian Penetapan A.M Sangadji Sebagai Pahlawan Nasional” sukses dilaksanakan di kawasan Kalibata Tengah pada Minggu, 16 November 2025.
Agenda yang dihadiri oleh Kamil Mony selaku Cicit A.M Sangadji, F. Alimuddin Kolatlena selaku anggota DPR RI Fraksi Gerindra Komisi VIII, Yudi Irsyadi Syafii selaku Wasekjend Syarikat Islam, Amir Hamzah selaku Aktivis Senior Jakarta asal Maluku dan S. A Amohoru selaku Aktivis Perempuan Maluku dimoderatori oleh salah satu rekan aktivis
“Pendekatan Faktual terkait penetapan A.M. Sangadji sebagai Pahlawan Nasional harus dilihat secara menyrluruh, sebagai penggagas Nasionalisme Indonesia, dan menyuarakan sebagai inisiator Politik Kebangsaan, kepada Ir. Soekarno selaku Presiden Indonesia,” ujar Kamil Mony selaku cicit A.M. Sangadji.
“Negara harus konsekuen, sebagai perwakilan dari rakyat Maluku dan pernyataan sikap terkait penetapan A.M Sangadji sebagai Pahlawan Nasional, dan negara harus hadir di dalamnya,” tuturnya.
“Saat Bung Karno dan para aktivis pergerakan Kemerdekaan Nasionalisme di Indonesia, memanggil Bung, kepada HOS Cokroaminoto, namun jauh sebelum itu Cokroaminoto dan A.M Sangadji pun saling memanggil Bung sebagai sesama tokoh Nasionalisme Indonesia,” jelasnya.
“A. Sangadji adalah juga tokoh Sarikat Islam yang setara dengan Ki Hajar Dewantara sebagai pimpinan dan Inisiator Taman Siswa,” tambahnya.
Kepada awak media, Wasekjend mengatakan bahwa,
“Yang jelas diskusi pada siang hari ini ya untuk bisa memastikan agar tokoh nasional am Sangaji bisa segera mendapat gelar pahlawan di tahun depan 2026 karena di tahun 2002 5 sudah lewat ya kan jadi ini merupakan solusi konsolidasi dari kawan-kawan kita semua yang selama ini memperjuangkan a.m. Sangaji untuk menjadi mendapat gelar tokoh pahlawan nasional,” kata Wasekjend Syarikat Islam.
Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa,
“Kenapa bisa terlewatkan hal ini selain juga kita harus bisa memastikan kedepannya harus sukses terwujud karena am Sangaji ini bukan hanya tokoh pahlawan nasional Indonesia atau tokoh pergerakan Maluku saja, tetapi beliau adalah salah satu dari sedikit orang yang keindonesiaannya diakui pelopoi bahwa kita satu Nation lewat kongres nasional tahun 1968 1916 beliau merupakan steering committe di Kongres Pemuda 2 tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda” sambungnya.
Tak luput, Ia menjelaskan bahwa,
“Beliau, A.M. Sangaji sudah jelas bahwa Beliau selain tokoh nasional juga Beliau adalah tokoh yang dapat merekatkan kebangsaan Indonesia dan ini sudah mainnya bagian dewan eksekutif kepangkatan dan jasa jadi kita harus diupayakan mengarah ke situ dan yang jelas yang menyuarakan itu sudah banyak baik dari DPR DPD DPRD dan semakin digaungkan lagi oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia serta semua akademisi aktivis dan elemen-elemen lainnya menyuarakan satu suara yang sama menuntut am Sangaji segera diberi gelar pahlawan nasional lengkap,” ungkapnya.
Puncaknya, Ia mengemukakan harapan kedepannya,
“Saya berharap acara diskusi ini bukan hanya agar berhenti seperti diskusi saja tetapi kemudian di follow up dan dilakukan upaya upaya agar cita-cita untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada A.M. Sangaji bisa terwujud kedepannya,” pungkas Wasekjend Syarikat Islam.


