Jakarta, 28 Oktober 2025 — Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, Lentera Studi Pemuda Indonesia (LSPI) menggelar acara Launching & Bedah Buku bertajuk “Indonesia Emas 2045: Realisasi Peran dan Optimisme Generasi Muda Bangsa” di Digra Caffe, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025) sore.
Acara yang dimulai pukul 16.32 WIB ini dihadiri 72 peserta undangan terbatas dan menghadirkan narasumber Deni Wahyudi selaku penulis buku, Filky sebagai editor buku (menggantikan penulis utama Masykur Isnan yang tengah berduka atas wafatnya ayahanda), serta Kiki Siahaan, pegiat Ubermensch, sebagai tamu spesial. Acara dipandu oleh Abdullah Kel Rey sebagai moderator.

Dalam pemaparannya, Deni Wahyudi menjelaskan bahwa buku “Indonesia Emas 2045” lahir dari keprihatinan terhadap minimnya partisipasi aktif generasi muda dalam isu kebangsaan. Menurutnya, optimisme menuju Indonesia Emas bukan sekadar wacana, tetapi perlu diwujudkan dalam bentuk gerakan sosial nyata.
“Optimisme bukan hanya soal semangat, tapi soal aksi bersama. Generasi muda harus ikut menentukan arah bangsa, bukan sekadar jadi penonton,” ujar Deni.
Sementara itu, Filky sebagai editor buku menekankan pentingnya membumikan gagasan Indonesia Emas agar tidak berhenti sebagai slogan. Ia menilai, generasi muda perlu memiliki kesadaran moral dan literasi yang kuat agar mampu menjadi agen perubahan yang berintegritas.
“Kita ingin gagasan besar ini relevan dan mudah dicerna, bukan hanya untuk kalangan akademik, tapi juga untuk anak muda yang bergerak di lapangan,” jelas Filky.
Sebagai tamu undangan, Kiki Siahaan menyoroti konsep kedisiplin generasi muda Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Ubermensch adalah manusia yang mampu melampaui ketakutan dan batas diri untuk menjadi sosok yang bermakna bagi lingkungannya.
“Di berbagai negara dengan iklim kehidupan yang lebih terstruktur, setiap aktivitas berjalan sesuai jadwal. Kita di negara tropis kerap terlalu nyaman sehingga abai pada kedisiplinan. Padahal, Indonesia membutuhkan anak muda yang tidak hanya ingin hidup santai, tetapi juga mau berjuang, berinovasi, dan mengambil peran penting bagi masa depan bangsa,” ujar Kiki.
Sesi tanya jawab turut diwarnai antusiasme peserta, di antaranya Putra dan Reihan, yang menanyakan bagaimana menjaga optimisme di tengah situasi politik yang tidak menentu serta relevansi konsep Ubermensch dalam masyarakat yang masih menjunjung budaya kolektif.
Acara ditutup sekitar 18.10 WIB dengan kesimpulan dari moderator bahwa optimisme generasi muda harus dibangun di atas kesadaran kritis, kemandirian berpikir, dan tindakan nyata.
Dengan semangat Sumpah Pemuda, LSPI berharap kegiatan ini menjadi wadah refleksi dan inspirasi bagi pemuda Indonesia untuk terus berkontribusi membangun masa depan bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045.


